Rabu, 26 Februari 2014

Contoh Resensi Buku : SEPULUH “PERJUANGAN TRAGIS ANAK JALANAN JAKARTA”

Diposting oleh Unknown di 02.01 4 komentar


Perjuangan Seorang Ibu dan Anak Jalanan dalam Mencari Kehidupan
A.    Identitas Buku
                                                    Judul         :       Sepuluh “Perjuangan Tragis Anak Jalanan Jakarta”
Penulis      :       Ruwi Meita
Penerbit     :       Gagas Media
Edisi          :       I, 2009
Tebal         :       vi + 218 halaman ; 11.5 x 29 cm
ISBN         :       979-780-309-0 

B.     Isi Buku 
1.      Sinopsis Buku
  “Aku mati bukan karena aku putus asa. Aku bersedia mati untuk nyawa-nyawa lain yang berhak hidup. Berikan ginjalku untuk David, anakmu dan jantungku untuk Maria. Katakan pada Maria kalau aku sangat mencintainya dan tak pernah bermaksud menyia-nyiakannya”
Begitulah surat Yanti sebelum Ia mengakhiri hidupnya, surat itu ditujukan pada Thomas, bekas pacarnya dahulu. Sebelum mengambil keputusan itu, Yanti telah berpikir banyak dan Ia merasa itu adalah jalan terbaik bagi semuanya. Terutama untuk Maria, anaknya.
12 tahun sudah Yanti kehilangan Maria, dan Ia baru bisa mencari Maria setelah 10 tahun karena sebelumnya Ia harus mendekam dibalik jeruji besi, Ia difitnah sebagai Bandar narkoba karena dulu polisi menemukan serbuk putih yang ternyata adalah sejenis narkoba didalam lemarinya. Narkoba tersebut bukanlah milik Yanti, melainkan narkoba itu milik Aditya, suaminya. Hilangnya Maria juga bukan karena Yanti yang menelantarkannya, tetapi karena Aditya yang membawanya pergi. Sebelum Yanti meninggal, Aditya sudah terlebih dahulu meninggal karena ketergantunganya pada narkoba. Sewaktu Aditya meninggal, Yanti kebetulan berada disisinya, saat itu  Ia sedang mencari tahu tentang anaknya pada Aditya.
Beruntung, sebelum Aditya meninggal, Aditya memberikan petunjuk pada Yanti mengenai dimana dulu Aditya membawa pergi Maria, meskipun petunjuknya tidak lengkap tetapi itu sangat berarti bagi Yanti, Aditya hanya memberitahukan tentang lokalisasi dan Darg. Darg adalah nama bos ditempat lokalisasi dimana lebih lengkapnya Dargo.
Dargo bukan hanya bos ditempat lokalisasi, tetapi dia juga bos anak jalanan, salah satu anak jalanannya adalah Mongky, yang ternyata adalah anak Yanti yang bernama Maria. Yanti baru mengetahui hal itu setelah Ia pergi ke lokalisasi dan membuat keributan demi mencari anaknya Maria, saat Yanti membuat keributan, datanglah Mongky dengan kondisi babak belur karena sebelumnya dihajar oleh Dargo akibat memberitahukan tempatnya pada Yanti. Saat itu Yanti melihat tanda lahir Mongky yang sama pada yang terdapat pada anaknya juga kalung yang dipakai oleh Mongky.
Hari berikutnya, Yanti datang kelokalisasi untuk mencari anaknya, tetapi kedatanganya terlambat, Mongky atau Maria telah dibawa pergi kerumah sakit, bukan untuk diobati, melainkan karena organnya dijual oleh bosnya. Memang akhir-akhir itu, anak jalanan di tempat bos Dargo banyak yang menghilang, salah satunya adalah Darius, anak laki-laki yang sudah Mongky anggap adiknya, dan si Bogel yang pernah muncul dikoran karena tewas dimutilasi.
Yanti buru-buru menuju rumah sakit setelah diberikan alamat oleh Danang, teman Mongky juga. Dirumah sakit, Ia bertemu Thomas, yang sedang khawatir juga karena keadaan anaknya yang harus segera mendapatkan ginjal. Sayang pertemuan mereka tidak tepat, mereka langsung pergi menuju urusan masing-masing. Saat sampai dirumah sakit, Yanti langsung menanyakan keadaan Maria pada suster, dari situ, Ia mengetahui Maria mengalami kelainan jantung dan Thomas berada dirumah sakit karena David, anaknya, sedang membutuhkan ginjal.
Yanti bingung apa yang harus Ia lakukan, Ia mulai mengingat kembali kenangan saat bersama Mongky, sebelum Ia mengetahui Mongky adalah anaknya. Kenangan bersama Thomas pun Ia ingat kembali, Thomas yang dulunya adalah bekas pacarnya yang sangat Ia cintai, Ia putus dengannya karena Ia minder dengan keluarga Thomas yang kaya.
Yanti kemudian menulis surat, sebagai ungkapan hatinya dan ia mulai menggoreskan silet di tangannya. Setelah kejadian itu, Maria atau Mongky dan David bisa hidup lagi karena keduanya mendapat bantuan dari Yanti. Maria kemudian tinggal bersama Thomas. Sementara Dargo dan anak buahnya ditangkap oleh polisi dengan segala kejahatannya.
 
2.      Kelebihan dan kekurangan buku

Novel karya Ruwi Meita ini, benar-benar menyajikan cerita yang menarik, penuh perjuangan, dimana tokoh utama, Yanti, selalu mengalami masa-masa sulit bahkan sampai Ia bertemu anaknya, Ia masih mengalami masa-masa sulit, sehingga ceritanya tidak terkesan seperti biasa. Novel ini juga mampu membuat indra pembaca terbawa kedalam bacaan sehingga pembaca mungkin akan melupakan sejenak apa yang harusnya Ia lakukan, bahasa yang digunakan dalam novelnya mudah dipahami, penulis mungkin menyesuaikan dengan pembaca. Sayang novel Ruwi Meita ini ditulis dalam kertas yang buram, sehingga membuat mata lebih cepat lelah, dan dalam ceritanya ada beberapa hal yang tidak dijelaskan, misalnya tentang bagaimana Aditya bisa ada dirumah orang tuanya, apakah Thomas dipenjara atau tidak akibat kesalahannya, ending ceritanya tentang bagaimana perasaan Maria setelah mengetahui Ibunya telah meninggal.


3.      Kepengarangan

Ruwi Meita memulai karier sebagai penulis dengan novel-novel yang diadaptasi dari layar lebar. Sudah ada 8 judul novel adaptasi yang telah dia hasilkan dan hamper semuanya didominasi oleh novel horror. Novel-novel itu diantaranya Dara Manisku (dua), Missing, Rumah Pondok Indah, Hantu Bangku Kosong, Terowongan Casablanca, Angker Batu, Pocong 2, Kekasih, dan Rumah Lebah.
Rumah lebah adalah novel mandiri perdananya, yang tidak diadaptasi dari film, dengan nuansa thriller. Dan, Sepuluh ini adalah novelnya yang kesepuluh

4.      Kesimpulan

Buku Karya Ruwi Meita merupakan buku nonfiksi, dimana isinya sangat bagus sehingga layak dibaca, cerita dalam buku ini bisa menjadi teladan bagi kita karena mengisahkan tentang perjuangan yang tidak pernah habis dari seorang ibu untuk mencari anaknya dan mengisahkan tentang anak jalanan, dimana dari situ kita bisa mengetahui kehidupan anak jalanan lebih dalam, yang akan membuat hati kita terenyuh untuk menolong/ membantu mereka.
 

STUPID ENJOY DIARY Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos